• Kabar

    01 September 2019

    Pawai Obor Bukan Sekadar Seremoni Rutin Biasa


    Alhamdulillah, menyambut hadirnya tahun baru Islam 1 Muharram 1441 Hijriah, saya berkesempatan melepas 1500-an peserta pawai obor di lingkungan Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung.

    Tentu saja, menjadi harapan kita bersama bahwa kegiatan seperti ini tak hanya menjadi seremoni rutin belaka, melainkan merupakan syiar pembawa pesan kebaikan mendalam. Utamanya, mengingatkan kita pada hakikat hijrah itu sendiri.

    Izinkan saya membagikan ulang ilmu dari guru kita, Ustadz Tatan Ahmad Santana, ya.

    Kilas Sejarah Muharam sebagai Tahun Baru Hijriyyah

    1. Penanggalan Hijriyyah diawali pada masa khalifah ke-2 yakni Umar Bin Khattab r.a.
    2. Saat itu umat Islam dihadapkan pada 3 pilihan: dinisbahkan pada saat kelahiran Rasulullah SAW, wafatnya beliau atau peristiwa hijrah.
    3. Musyawarah menetapkan peristiwa hijrah sebgai momentum penting yang dijadikan penanda penanggalan hijriyyah karena hijrah adalah awal dari lompatan kegemilangan Islam.
    4. Hijrah tak boleh hanya dimaknai berpindah tempat, tetapi berubah perilaku.
    5. Hijrah perilaku meliputi sejumlah hal penting:
    A. Hijrah ittiqodiyyah: hijrah menjadi pribadi yang lebih yakin kepada Allah.
    B. Hijrah Fikriyyah: jadi manusia yang lebih cerdas dan berakal.
    C. Hijrah Sulukiyyah: Hijrah akhlaq menjadi lebih mulia.


    Semoga pelaksanaan pawai obor yang apinya menyala-nyala, juga menjadi simbol semangat kita yang terus menyala menuju keadaan yang lebih baik. Aamiin.

    Apresiasi

    Inspirasi

    Media