• Kabar

    07 Agustus 2021

    Tentang Kolaborasi, Paperless yang Sarat Makna, dan Optimisme Percepatan Vaksinasi


    Wargi Jabar, pelaksanaan program vaksinasi merupakan ikhtiar yang sudah sepatutnya kita sukseskan bersama dalam menangani pandemi Covid-19 di Provinsi Jawa Barat tercinta. Kami mengajak semua stakeholders untuk menyukseskan progam ini, yang telah terbukti ampuh dalam mencegah kesakitan dan angka kematian.

    Dalam kapasitas sebagai Wakil Ketua Divisi Khusus Percepatan Vaksinasi Jawa Barat, alhamdulillah pada hari Jumat (6/8/2021) kemarin kami berkesempatan menghadiri giat vaksinasi massal yang dilaksanakan di GOR Volly si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung. Sebagai informasi, divisi khusus ini dibentuk untuk mempercepat vaksinasi oleh Gubernur Ridwan Kamil pada awal Agustus 2021.

    Turut hadir dalam peninjauan ini Bapak Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum dan Bapak Wakil Bupati Bandung Syahrul Gunawan. Selain di GOR ini, vaksinasi massal Kabupaten Bandung juga dilaksanakan di lokasi lainnya, yakni di kampus Telkom University.

    Tantangan dalam melakukan vaksinasi Covid-19 terhadap warga Jawa Barat tergolong cukup berat. Kita berharap bahwa pada bulan Desember 2021 program vaksinasi ini dapat diselesaikan sesuai yang ditargetkan untuk menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity.

    Saat ini, jumlah penduduk Jabar yang telah divaksinasi baru mencapai kurang dari 10 juta orang, atau masih terdapat selisih 27 juta dari target sebesar 37 juta jiwa warga yang harus mendapatkan vaksinasi. Angka target tersebut merupakan 70-80 persen dari jumlah penduduk provinsi Jawa Barat sebanyak 50 juta jiwa.


    Target waktu yang tersedia, target jumlah penduduk yang divaksin, ketersediaan vaksin, dan berbagai aspek lainnya, merupakan kombinasi yang membuat program vaksinasi ini tak akan dapat dilaksanakan dengan kerja masing-masing atau terpisah-pisah. Semua elemen harus bekerja keras melalui kolaborasi untuk memaksimalkan pencapaian. Pemerintah pun tidak mungkin menjalankan ini sendirian.

    Percepatan vaksinasi dengan jejaring kolaborasi sudah dan akan terus dilaksanakan, dimulai dengan pelaksanaan di Kota Cimahi sebagai pembuka, dilanjutkan di Karawang, Garut, Bogor, Bekasi dan yang terakhir Kabupaten Bandung. Pada setiap titik pelaksanaan percepatan vaksinasi tersebut, disediakan 56 ribu dosis vaksin (dikalikan dua kali pemberian) yang akan diberikan kepada masyarakat.

    Satu hal yang menarik dan sangat kami apresiasi pada saat peninjauan kemarin, yakni proses vaksinasi massal ini sudah menggunakan pelayanan digital yang paperless, dan meminimalisasi penggunaan kertas. Hal ini sangat baik dan bermakna, sebab kondisi kekinian memang menuntut inovasi dan kreativitas dalam langkah-langkah solusinya. Para peserta melalui semua rangkaian, mulai dari pendaftaran, skrining dan pada akhirnya menerima tanda sudah ‘lulus’ vaksinasi secara digital, melalui layanan WhatsApp masing-masing.

    Semua langkah yang dapat diambil untuk mempercepat vaksinasi warga Jawa Barat patut kita dukung sepenuhnya. Sekali lagi, kolaborasi adalah kunci utama untuk menyukseskan ikhtiar ini.

    Provinsi Jawa Barat terus berjuang menaikkan cakupan vaksinasi, dan menjadi fokus perhatian Pemerintah Pusat, bersama DKI Jakarta dan Banten. Jika pada pertengahan bulan Juni 2021 cakupan vaksinasi Jabar masih berada pada angka 12 persen, kini kondisinya sudah meningkat dengan adanya berbagai upaya percepatan.

    Mengutip data dari Pikobar per 2 Agustus 2021, dosis pertama vaksinasi telah mencapai angka 16,52 persen target penduduk, sementara dosis kedua mencapai 7,72 persen, dan dosis ketiga untuk nakes telah mencakup 0,01 persen. Secara total, Provinsi Jabar telah menerima 11,4 juta dosis vaksin dari Pemerintah Pusat, dan sekitar 9,1 juta dosis telah diinjeksikan kepada 5,7 juta orang di 27 kabupaten/kota. Dengan demikian, tingkat pemakaian vaksin hingga saat ini sudah mencapai 80,37 persen.

    Provinsi Jawa Barat sudah mulai melakukan vaksinasi dosis ketiga bagi para tenaga kesehatan. Para nakes merupakan pihak terdepan dalam perang melawan Covid-19, yang telah mendapat giliran pertama divaksin. Para nakes tersebut membutuhkan vaksinasi penguat atau booster untuk melindungi keselamatan mereka di dalam menjalankan pengabdiannya.

    Saat ini, Provinsi Jawa Barat sendiri masih mengalami defisit 1,09 juta dosis vaksin untuk mempercepat vaksinasi lansia, masyarakat rentan, masyarakat umum dan remaja. Sementara itu, vaksinasi untuk anak baru dilakukan di dua kawasan yakni Bodebek dan Bandung Raya.

    Menyikapi defisit vaksin dan untuk percepatan program vaksinasi, Gubernur Jawa Barat telah mengusulkan kepada Pemerintah Pusat agar provinsi diberi kewenangan untuk mengatur jatah vaksin tiap kabupaten/kota, agar lebih efektif dan tepat kebutuhan. Penggunaan daftar alokasi perhitungan Pemerintah Pusat ternyata menunjukkan ditemukannya banyak kabupaten/kota yang berlebih, atau sebaliknya kekurangan vaksin.

    Semoga semua upaya percepatan vaksinasi ini memberi capaian hasil yang lebih baik lagi ke depannya. Mari kita tetap jaga semangat, tetap optimis, dan dukung bersama percepatan vaksinasi Covid-19 dengan kerja keras, dan tentu tak lupa selalu berdoa, semoga Allah SWT memudahkan ikhtiar kita. Semoga negeri kita semakin membaik keadaannya. Aamiin ya Rabbal ‘alamiin.

    Apresiasi

    Inspirasi

    Media